Minggu, 11 Januari 2009

Harga BBM Turun, Harga-harga Lain Juga Harus Turun



Jakarta - Penurunan harga BBM ternyata tidak langsung diikuti oleh penurunan harga-harga lain termasuk sembako dan transportasi. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid mendesak agar pemerintah melakukan tindakan yang tegas guna mendorong penurunan tarif transportasi di dalam negeri, dengan diturunkannya kembali harga BBM.

"Saya juga harus tegaskan, kalau BBM turun, komponen harga yang lain seharusnya juga turun. Dulu transportasi naik tiket naik karena harga minyak naik, sembako naik. Kalau BBM turun semua komponen itu juga harus turun," tuturnya usai menghadiri acara HUT ke 62 BPK RI di Gedung BPK, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (12/1/2009).

Hidayat mengatakan, penurunan harga BBM sudah seharusnya dilakukan. Penurunannya juga jangan hanya berkisar premium saja tapi harus solar dan minyak tanah.

"Karena yang menyangkut hajat hidup orang banyak adalah solar dan minyak tanah. Sudah seharusnya turun karena harga minyak dunia sudah turun. Sebaiknya diturunkan secepatnya karena kalau dekat-dekat pemilu nanti takutnya nanti dikomentari politis," paparnya.

Selain itu dilanjutkan Hidayat, di era keterbukaan ini masyarakat harus tahu harga minyak turun. Kalau dulu dinaikan karena harga minyak naik, sekarang saat harga minyak turun BBM harus diturunkan.

"Berapa penurunannya, silahkan pemerintah kaji berapa yang ideal. Yang jelas harus signifikan sesuai dengan penurunan harga minyak dunia dan membawa dampak penurunan harga komoditas lainnya," katanya.

Hidayat menilai, penurunan harga BBM yang akan dilakukan pemerintah sama sekali tidak ada kaitannya dengan Pemilu 2009.

"Penurunan itu kan terkait dengan naik turunnya minyak jadi intinya goodwill pemerintah harus ada turunkan harga BBM tanpa harus dikaitkan dengan Pemilu 2009," kilahnya.

Selain itu, mengenai program stimulus Rp 50 triliun yang disediakan pemerintah di 2009, menurut Hidayat itu merupakan hal positif.

"Cuma realisasinya jangan hanya bisa dinikmati oleh pengusaha-pengusaha tertentu. Stimuluus itu bisa dirasakan oleh smua masyarakat karena rakyat menunggu stimulus yang berkeadilan dan merata," pungkasnya.

Di tempat yang sama, Ketua BPK Anwar Nasution mengatakan saat ini auditor BPK juga sedang melakukan audit terkait penerapan harga BBM dikaitkan dengan harga minyak internasional.

"Dari dulu saya sudah katakan harga BBM itu ikuti harga pasar, jangan di pantekin. Seperti Tangguh yang kita rekomendasikan untuk dinegosiasikan ulang karena harganya lebih murah. Masa jual ke China lebih murah daripada jual ke masyarakat miskin. Pokoknya jangan coba-coba melawan harga pasar," tuturnya.


(dnl/qom)

Tidak ada komentar: